Page

Kamis, 13 Januari 2011

Ketika harus memilih Pacaran atau Jomblo ?

Ketika harus memilih Pacaran atau Jomblo

Lanjutan dari post sebelum ini ya :)

Bandingkan antara orang yang pacaran dengan yang jomblo alias tidak berpacaran. Dari segi duiniawi aja sudah untung. Orang yang tidak punya pacar lebih terjaga ekonominya, karena tidak traktir si doi trus. Hehe... sudah itu, kita juga freedom alias bebas. Gak terikat dengan ikatan yang gak jelas. Lho, kok gak jelas sih ? tentu gak jelas dong. Belum tentukan yang jadi pacar itu yang nantinya bakal jadi suami/istri kita. Hmm... jadi jomlo juga bisa lebih fokus pada pekerjaan. Tidak selalu memikirkan si dia yang belum tentu mikirin kamu. Dan yang lebih bermanfaat lagi, dengan jomblo kita terjaga dari hal yang berbau maksiat.

Jangan pernah takut di olok teman sebagai jomblo. Jangan pernah malu disebut tigak laku. Disaat teman-teman pada risih dengan status jomblo, kamu malah bisa bangga menyandang gelar itu. Kalau kamu orang yang pinter nih, ada atau tidaknya yang mau denganmu tidak akan kamu ambil pusing. Mikirin rumus fisika aja sudah pusing, ngapain juga mikirin pacar. Pacaran adalah sesuatu yang tidak penting. Selain menghabiskan waktu dan energi, yang pasti menguras konsentrasi dan emosi. Kalau sudah saatnya untuk menikah, baru deh mikirin pasangan hidup. Pasangan hidup loh, bukan pacar. Dan itu juga tidak melewati proses pacaran, tetapi ta’aruf alias langsung menuju pernikahan.

Kalau kamu seorang perempuan, jangan mau di pacarin. Kesannya tuh jadi cewek gampangan. Gampang aja dibohongin, gampang diboncengin, gampang dijamah, dan gampang-gampang yang lain deh. Ngak asik kan ? Toh, nantinya para cowok itu juga bakal males sama cewek beginian, karena udah tahu ‘dalemnya’. Laki-laki kan inginnya dapat perempuan baik-baik. Coba aja deh kalau kamu beli baju, kamu pilih yang ada dipajangan atau pilih yang ada di dalam etalase dan masih rapih dalam kemasan plastik ? kalau selera kamu bagus sih pasti pilih yang masih di etalase dan masih bagus terbungkus rapih. Nah, sekarang pilih mana antara perempuan yang sering buka-bukaan sehingga kita gak aneh lagi liat lekuk tubuhnya. Duh, kasihan baget ya ? jangan mau ya jadi perempuan yang seperti itu. Jelas kesannya tuh murahan.

Terlepas apa motivasi kamu untuk jadi jomblo, yang pasti kamu harus punya patokan atau standar tersendiri untuk urusan kehormatan. Kamu tidak mau pacaran karena pacaran itu dosa. Kamu memilih jomblo karena berpahala dan jauh dari maksiat. Kamu tetap kekeuh pada pandirian remaja muslim itu adalah seorang yang punya prinsip. Itu artinya, kamu selalu punya harga diri atas prinsip yang kamu pegang teguh. Keren kan ?

Intinya predikat jomblo jauh lebih mulia kalau kamu menghindari pacaran karena takut dosa. Mejadi jomblo jauh bermartabat kalau itu diniatkan menjauhi maksiat. Menjadi jomblo sama dengan sholeh/sholehah kalau itu diniatkan Allah semata. Bukankah hidup ini hanya sementara ? jadi rugi banget kalau hidup sekali dan itu tidak dibuat berarti. Sekarang, kalau ada yang masih usil dengan predikat jomblo kamu, bilang aja *JOMBLO, SO WHAT GITU LOH ?

Tidak ada komentar: