Page

Jumat, 03 Desember 2010

KIMIA DALAM PETERNAKAN


KIMIA DALAM PETERNAKAN

Peternakan tak jauh dari pandangan bau dan kotor yang di sebabkan oleh limbah feses ternak itu sendiri. Padahal limbah yang bau dan kotor itu bisa di olah menjadi sesuatu hal yang berguna salah satunya menjadi pupuk.

Salah satu aspek yang harus diperhatikan dalam perencanaan usaha peternakan khususnya ternak sapi adalah lingkungan hidup utamanya dalam hal pengelolaan limbah. Limbah kandang terutama feses dan urine merupakan masalah yang paling penting karena merupakan sumber pencemaran lingkungan yang paling dominan diareal peternakan sapi. dalam upaya sanitasi kandang, sistem pembangunan kotoran ternak memerlukan konstruksi khusus supaya kotoran tersebut dapat dikelola dengan baik dan dapat dimanfaatkan dalam bentuk pupuk organik agar tercipta lingkungan yang sehat.

Berdasarkan hal tersebut, maka perlu penerapan suatu teknologi tepat guna seperti penanganan limbah ternak untuk pupuk organik dengan metode EM-4 (Efektive Mikroorganisme 4) dan stardec. pembuatan kompos dengan menggunakan EM-4 dan Stardec, pada hakekatnya kultur campuran dari mikroorganisme yang menguntungkan. Sebagian besar mengandung mikroorganisme Lactobacillus sp. bakteri penghasil asam laktat, serta dalam jumlah sedikit bakteri fotosintetik Streptomyces sp. dan ragi. EM-4 merupakan bahan-bahan organik dan membiarkannya terurai menjadi bahan-bahan yang mempunyai perbandingan C/N yang rendah sebelum digunakan sebagai pupuk. Efektive Organisme 4 (EM-4) merupakan larutan berisi mikroorganisme fermentasi yang bekerja secara efektif dalam memfermentasikan bahan organik dalam kondisi aerob sehingga dapat mempercepat proses pengomposan dan menambah unsur hara tanah sedangkan stardec merupakan bubuk yang mengandung mikroba yang dapat mengurai bahan organik menjadi kompos.

Adapun hasil yang diperoleh setelah menggunakan kedua jenis ini untuk pembuatan kompos adalah sebagai berikut:

· Hasil pengomposan dengan menggunakan EM-4 adalah waktu yang diperlukan dalam pembuatan kompos lebih cepat dan berwarna merah kecoklatan, baunya tidak tajam, tidak lengket ditangan dan berwarna merah kehitaman dengan kandungan zat haranya adalah Nitrogen (N) 1,72%, Karbon (C) 5,52%, fosfor (P2O5) 2,21%, Kalium (K2O) 1,62% dan C/N 3,2%.

· Hasil pengomposan dengan menggunakan stardec dicirikan dengan warna hijau kecoklatan, strukturnya tidak menggumpal jika dipegang, baunya tidak menyengat, suhunya cenderung hangat dan lambat laun menjadi dingin. kandungan zat haranya adalah kelembaban 65%, Nitrogen (N) 1,90%, Karbon (C) 40,9%, Fosfor 1,89%, Kalium 1,96% dan C/N 21,5%.

CARA PENGOLAHAN

Bahan Baku

· Limbah organic pertanian / peternakan ( kotoran ternak, sampah kota dll.

· Serbuk gergaji ( kayu yang lunak ).

· Abu ( bekas pembakaran bahan organic ).

· Kalsit ( CaCo3 ) / dolomite.

· Stardec

Cara Pembuatan

1. Bahan – bahan tersebut di campur hingga homogeny dan di tumpuk pada tempat yang ternaung dengan ketinggian minimum 1,5 meter.

2. Aerasi dilakukan dengan jalan melakukan pembalikan / panyisiran dilakukan 7 hari sekali sebanyak 4 kali.

3. Selama proses kadar air di jaga kurang lebih 60%.

4. Akumulasi energy berupa panas diharapkan terjadi sampai suhu 70 derajat selama 2 minggu.

5. Proses dekomposisi akan berhenti secara alami, suhu turun menjadi kurang lebih 30 derajat, kadar air kurang lebih 40%, dan akan di hasilkan pupuk organic berkualitas dan berdaya guna yang lazim di sebut “Fine Compost”.

6. Bangunan lokasi penghomposan menggunakan lantai tanah dan ternaungi ( aman dari hujan dan sinar matahari secara langsung )
Bahan baku berupa kotoran ternak ( limbah organic ), serbuk gergaji, abu, kalsit, di susun berlapis-lapis hingga ketinggian kurang lebih 150 Cm.

7. Antar lapisan ditaburi starter bakteri Stardec Bahan di campur hingga homogeny dengan cara disisir cangkul dari atas ke bawah, untuk kemudian di tumpuk pada tempat proses dengan ketinggian kurang lebih 150 Cm.

Tidak ada komentar: