JOMBLO KEREN GUE BANGET
Katanya sih, masa muda adalah masanya bercinta. Gonta-ganti pacar buat pengalaman. Waduh, asik banget ya kalau begitu ! Tapi apa iya dengan gonta-ganti pacar kita dapat merasakan cinta yang sesungguhnya ? Sobat muda sudah kenalan belum sama si ‘CINTA’ ? kalau belum, kita kenalan dulu yuk.
Kenalan dengan si ‘CINTA’
Apa sih arti cinta ? kadang kita juga bingung untuk mengartikan arti cinta. Hmm jadi inget sama lagunya Snada – Arti Cinta. “ingin ku katakan arti cinta kepadamu dinda agat kau mengerti arti sesungguhnya... Tak terlena, dan terbawa harumnya bunga asmara yang membuat dirimu sengsara” lanjutin sendiri ya lagunya.
Kita semua sepakat bukan, bahwa cinta merupakan salah satu emosi yang ada dalam diri manusia. Apakah cinta membuat kita bahagia ? Tentu saja. Bagaimana tidak bahagia coba, jika kita disayangi, dipertcaya, dihormati, dan diberi penghargaan-penghargaan lain. Hmm tapi kalau cinta seharusnya membuat orang bahagia, kenapa tidak sedikit ya orang yang menderita gara-gara cinta ? *Duh, jangan salahin si ‘CINTA’. Itu salah orang yang mengaplikasikan si ‘CINTA’ itu sendiri.
CINTA harus dibuktikan
Cinta itu memang harus dibuktikan, bahkan dengan pengorbanan. Bukan hanya dengan lafal saja. Rasa cinta yang sangat besar yang memiliki orang tua kepada anaknya saja harus diuji dengan keyakinan mahabbatulloh. Yaitu ketika nabi Ibrohim disuruh oleh Allah untuk menyembelih putra terkasihnya, Ismail. Bukankah itu bentuk pembuktian cinta yang besar terhadap Allah ?
Cinta itu harus ada tindakan nyata untuk membuktikan dan menguji seberapa besar rasa cinta yang ada. Contoh nyatanya nih, kalau si Ari (nama samaran) memiliki rasa sayang kepada sahabatnya, tentu dia akan membuktikannya dengan berbuat baik seperti memberi perhatian, menjaga perasaan, dan menolong sahabatnya jika sedang kesulitan. Tidak jauh beda dengan Ria (nama samaran juga) yang mencintai adiknya, tentu dia akan menyayangi, mengasihi, dan memberi bantuan apapun semampunya untuk membantu adik kandungnnya yang dia cintai. Nah kalau kasusnya seperti Irwan yang ingin membuktikan rasa cintanya kepada Risa sang pujaan hati, bagaimana tuh ? Apakah cintanya harus di buktikan juga ? Tentu saja, yaitu dengan menjaganya. Irwan tidak boleh mendekati Risa dengan alasan ‘CINTA’ dan tidak boleh menjadikannya pacar, bahkan menyentuh pun jangan. Why ? Karena cinta itu menjaga. Menjaga kesucian orang yang kita cintai. Kalau Irwan memacari Risa, ya berarti dia gak benar-benar cinta sama Risa. Irwan sudah ingin mencoba berdekatan dengan Risa tanpa alasan yang Syar’i. Cowok kalau beraninya cuma pacaran, itu namanya masih kecil. Masa masih kecil udah pacaran. Kalau cowok yang udah dewasa, pasti dia nggak berani pacaran, tapi langsung datang ke ortu si cewek dan ngelamar *married bahasa gaulnya. Selain menunjukkan tanggung jawab, cowok dewasa tahu kalau pacaran cuma ajang tipuan dan aktifitas berlumur dosa.
Are you moslem ? Kok pacaran sih...
Hikmah terbesar dari peristiwa Ibrohim dan Ismail adalah mengajarkan kepada kita bahwa tidak ada cinta yang lebih besar selain cinta kepada Allah. Cinta kepada Robb, harus kita utamakan. Kalau kamu mambicarakan cinta kepada lawan jenis, itu bukan cinta sejati. Cinta kepada negara, itu juga bukan cinta sejati. Tapi cinta kepada Allah, berarti mengeluarkan segenap daya dan upaya yang kita miliki, seluruh semangat kita dan akal budi kita agar memuliakan Allah di pelataran bumi ini.
Eitss, tapi tenang dulu sobat muda. Kita gak akan marah-marahin kamu dan memaksa kamu yang pacaran kok, tapi hanya ingin mengajak kita bareng-bareng jadi bener. Jadi tenang aja, OK. Kamu baca dulu tulisan ini sampai tuntas...
“barang siapa beriaman kepada Allah dan hari akhir, maka tidak boleh baginya berkhalawat (berdua-duan) dengan seorang wanita, sedangkan wanita itu tidak bersama mahromnya. Karena sesnugguhnya yang ketiga diantara mereka adalah setan” (HR. Ahmad)
Bersambung yaa .....
2 komentar:
silakan :)
Posting Komentar